Pada tanggal 14 Maret 2003 Sang Guru Besar diminta
oleh anak-anak dari teman-temannya untuk mengajari seni beladiri baik itu seni
silat, seni senjata dan seni tenaga dalam dengan tujuan untuk melestarikan
budaya leluhur mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang tanggap,
tangguh dan bertanggung jawab. Pada saat itu dibentuklah kemudian sebuah
organisasi kecil yang diberinama SATRIYA KAREBET diambinya nama tersebut
sebagai nama organisasi ini karena mengingat ilmu yang diajarkan adalah ilmu
turunan yang diturunkan secara turun temurun dari Jaka Tingkir (Mas Karebet).
Seiring dengan berjalannya waktu organisasi yang
terbentuk pertama kali melaukan latian pencak silat di Aula Makam Seniman
Yogyakarta dengan peserta didik awal 9 orang. Dalam perkembangan berikutnya
kami membuka cabang di Lapangan Trirenggo depan Kantor Bupati Bantul Yogyakarta
dan juga membuka cabang di pinggir Pantai Parangtritis.
Pada perkembangannya tahun 2010 terjadi kemunduran
sumber daya manusia dan datangnya pesaing beladiri yang masuk ke Yogyakarta
seperti, Karate, Kempo, Jutsu, dan banyak lagi bela diri yang mengikis
kebudayaan pencaksilat di Yogyakarta khususnya dan Indonesia umumnya. Hal
tersebut menyebabkan organisasi kami menjadi kekurangan penerus utamanya untuk
pelatih dan juga kekurangan anggota di tambah lagi saat guru besar berhijrah ke
Kebumen. Itulah yang menyebabkan organisasi SATRIYA KAREBET di Yogyakarta fakum
sampai sekarang.
Pada
tahun 2012 Sang Guru Besar memutuskan untuk membuka kembali perguruan SATRIYA
KAREBET namun sekarang bukan lagi di Yogyakarta tapi di Kebumen melihat
antusiasme warga Kebumen yang sangat merespon akan perguruan ini maka perguruan
ini pun cepat berkembang di Kabupaten Kebumen.
0 comments:
Post a Comment